Profil Desa Piyono

Ketahui informasi secara rinci Desa Piyono mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Piyono

Tentang Kami

Desa Piyono, yang terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, merupakan desa agraris dengan sekitar 50% wilayahnya ialah lahan persawahan. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Keunikan desa ini yakni mayoritas sawahnya merupakan tadah

  • Ekonomi Berbasis Pertanian Tadah Hujan

    Sekitar separuh wilayah Desa Piyono merupakan persawahan tadah hujan. Kondisi ini membuat kegiatan pertanian sangat bergantung pada curah hujan, memengaruhi pola tanam dan hasil produksi.

  • Keberagaman Profesi dan Sektor Usaha

    Meskipun mayoritas penduduknya petani, terdapat pula warga yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pedagang, dan wiraswasta. Diversifikasi ini menunjukkan adanya potensi pengembangan ekonomi di luar sektor pertanian.

  • Pengembangan Infrastruktur dan Potensi BUMDes

    Pemerintah desa aktif dalam pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan kios Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Upaya ini bertujuan untuk menopang perekonomian lokal dan menciptakan kemandirian desa.

XM Broker

Desa Piyono, yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, menawarkan gambaran unik mengenai sebuah komunitas pedesaan yang beradaptasi dengan kondisi geografisnya. Berdasarkan cerita turun-temurun, nama "Piyono" diambil dari nama seorang keturunan kerajaan, Raden Paryono, yang membuka lahan hutan untuk pemukiman. Sebagian lain mengartikan nama Piyono sebagai "sepi-sepi, tetapi ono," yang bermakna "biarpun desa sepi, tetapi berisi." Filosofi ini seolah menggambarkan keadaan desa yang tampak tenang, namun sesungguhnya menyimpan potensi dan kehidupan yang kaya.

Geografi dan Demografi: Antara Sawah Tadah Hujan dan Kehidupan Modern

Secara geografis, Desa Piyono berlokasi di Kecamatan Ngombol. Desa ini terbagi menjadi dua wilayah utama, yakni Dusun Trukan dan wilayah desa. Kedua area ini dipisahkan oleh hamparan sawah yang luas, mencerminkan dominasi sektor pertanian di desa ini. Sekitar 50% dari total wilayah Desa Piyono merupakan area persawahan.Meskipun data resmi mengenai luas total, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk terkini tidak selalu tersedia secara publik, informasi dari berbagai sumber menunjukkan bahwa mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Ini sangat berkaitan dengan luasnya lahan pertanian yang tersedia. Namun suatu hal yang penting untuk digarisbawahi, yakni sebagian besar sawah di Desa Piyono merupakan jenis sawah tadah hujan. Artinya, aktivitas pertanian dan penanaman padi hanya dapat dilakukan selama musim hujan. Saat musim kemarau, sawah-sawah ini dibiarkan tidak terolah, memengaruhi siklus ekonomi masyarakat secara signifikan. Sebagian kecil penduduk juga bekerja di sektor lain, seperti pegawai negeri sipil, pedagang, dan wiraswasta, yang menunjukkan adanya diversifikasi mata pencaharian. Semua warga desa memeluk agama Islam.

Potensi dan Tantangan: Membangun Kemandirian di Sektor Pertanian

Potensi ekonomi utama Desa Piyono terletak pada sektor pertanian. Keberadaan lahan sawah yang luas menjadi modal utama bagi masyarakat untuk memproduksi padi. Namun, ketergantungan pada air hujan menghadirkan tantangan besar. Ketika musim kemarau panjang, para petani tidak dapat menanam padi, yang berdampak pada pendapatan mereka. Hal ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif pekerjaan lain di luar sektor pertanian saat musim kemarau.Menghadapi tantangan ini, pemerintah desa dan masyarakat secara bersama-sama mengupayakan solusi. Salah satunya ialah dengan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa yang tidak hanya bergantung pada hasil pertanian. Pembangunan kios BUMDes merupakan salah satu langkah nyata untuk menciptakan pusat ekonomi baru yang dapat menampung produk lokal dan melayani kebutuhan masyarakat.Selain itu, Desa Piyono juga berupaya memanfaatkan potensi lain untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Berdasarkan informasi dari situs desa, terdapat program pelatihan pemanfaatan kotoran ternak yang diberikan kepada kelompok tani ternak. Inisiatif ini tidak hanya mendukung pertanian organik tetapi juga menciptakan nilai tambah dari limbah ternak, yang bisa diolah menjadi pupuk atau biogas. Upaya ini menunjukkan kesadaran masyarakat dan pemerintah desa untuk mengembangkan ekonomi sirkular dan berkelanjutan.

Pembangunan dan Pemberdayaan: Langkah Strategis Menuju Desa Mandiri

Pemerintah Desa Piyono memiliki komitmen kuat dalam melayani masyarakat dan mewujudkan desa mandiri. Hal ini tercermin dari berbagai program pembangunan yang telah dan sedang dijalankan. Pembangunan kios desa oleh BUMDes, misalnya, merupakan langkah strategis untuk menciptakan ruang usaha bagi masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Langkah ini juga membuka peluang bagi warga untuk berwirausaha dan tidak hanya bergantung pada pertanian.Desa Piyono juga aktif dalam program-program pemberdayaan masyarakat. Salah satu keberhasilan yang menonjol ialah saat Desa Piyono mendapatkan penghargaan Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan dari Kementerian Desa. Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen desa dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa desa ini tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada inovasi dan adaptasi terhadap isu-isu modern.Kerja sama dengan berbagai pihak luar juga menjadi bagian dari upaya pembangunan. Kunjungan atau penerjunan mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menunjukkan adanya kolaborasi dalam rangka transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Kolaborasi ini dapat membantu masyarakat desa mengadopsi cara-cara baru dalam bertani, mengelola usaha, atau bahkan dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan potensi desa.

Dinamika Sosial dan Budaya: Identitas Komunal yang Kuat

Masyarakat Desa Piyono memiliki identitas komunal yang kuat. Meskipun terdapat perbedaan profesi, semangat gotong royong tetap menjadi ciri khas. Musim tanam dan panen menjadi momen di mana kebersamaan sangat terlihat, dengan para tetangga saling membantu dalam menggarap sawah. Nilai-nilai ini menjadi fondasi yang menjaga keharmonisan sosial.Selain itu, Desa Piyono juga dikenal dengan keramahannya. Warga desa menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai kebersamaan. Peran tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan perangkat desa sangat penting dalam mengelola dinamika sosial dan memastikan bahwa semua warga merasa terwakili. Keberadaan organisasi pemuda dan kelompok-kelompok masyarakat juga berkontribusi pada kegiatan sosial dan kebudayaan, memastikan bahwa tradisi dan semangat kebersamaan terus diwariskan dari generasi ke generasi.Dengan segala potensi dan tantangannya, Desa Piyono menunjukkan dirinya sebagai desa yang adaptif dan proaktif. Profil ini tidak hanya menggambarkan keadaan desa saat ini, tetapi juga mencerminkan visi dan semangat masyarakatnya untuk terus tumbuh dan berkembang, mewujudkan desa yang mandiri dan sejahtera.